Jumat, 12 Juni 2009

Dunia Hanyalah Persinggahan...

Kata-kata Mutiara tentang kehidupan dunia :

Rosululloh SAW bersabda : “ Perumpamaanku untuk kehidupan dunia ini adalah seperti seorang musafir yang beristirahat dalam perjalanannya dibawah sebuah pohon yang teduh dan kemudian meninggalkannya “ ( HR. Ahmad dan Attirmidzi ),

Rosululloh SAW bersabda : “ Jadilah kamu didunia seperti seorang asing atau seorang pengembara “ ( HR. Mutafaqun alaih ).

Amir bin Abdullah r.a. berkata : “ Kehidupan dunia dan kehidupan akhirat dalam hati seseorang, adalah laksana sebuah neraca timbangan, jika salah satunya lebih berat maka lain akan menjadi lebih ringan “.

Abdullah bin Umar r.a. berkata : “ Kehidupan dunia adalah surga bagi orang-orang kafir dan penjara bagi orang-orang yang bertaqwa. Ketika orang yang bertaqwa meninggal dunia, ia merasa dirinya bagaikan narapidana yang bebas dari penjara…”

Yahya bin Muadz r.a. berkata : “ Aku tidak memerintahkan kamu untuk meninggalkan kehidupan dunia, tetapi aku memintamu untuk meninggalkan dosa, Mengabaikan kehidupan dunia adalah suatu kebajikan tetapi meninggalkan dosa adalah kewajiban..”

Seorang sholih berkata : “ Hati-hatilah terhadap kehidupan dunia karena pesonanya lebih hebat dari Harut dan Marut. Harut dan Marut memisahkan seorang suami dari istrinya sementara kehidupan dunia memisahkan manusia dari Tuhannya “.

Al-Hasan Rahimahullah berkata : “ Berhati-hatilah akan godaan dunia yang sedemikian banyaknya, jika seseorang membuka satu pintu dari godaan tersebut, maka pintu itu akan membuka sepuluh pintu lainnya “.

Fudail bin Iyadh rahimahullah berkata : “ Alloh SWT menjadikan semua hal-hal buruk berkumpul dalam sebuah rumah dan membuat cinta dunia sebagai pintunya. Dan Alloh SWT menjadikan semua hal-hal yang baik berlumpul dalam sebuah rumah dan membuat cinta akhirat sebagai pintunya”.

Ibnu Sammak rahimahullah berkata : “ Barangsiapa yang mencicipi manisnya kehidupan dunia karena ia condong kepadanya, maka ia juga akan mencicipi pahitnya kehidupan akhirat karena ia menjauhinya “.

Salamah bin Dinar rahimahullah berkata : “ Jika kamu merasa puas akan kehidupan dunia dengan hal-hal yang cukup bagimu, maka yang sedikit adalah cukup. Tetapi jika kamu tidak puas dengan apa yang cukup bagimu maka tidak ada apapun yang dapat memuaskan dirimu “.

Sufyan Atsauri rahimahullah berkata : “ Waspadalah terhadap murka Alloh dalam tiga hal, yaitu mengabaikan perintahNYA, merasa tidak puas terhadap apa yang Dia berikan kepadamu sebagai rizkimu dan marah kepada Alloh ketika keinginan duniamu tidak terpenuhi “.

Ibnu Iyadh rahimahullah berkata : “ Datang ke dunia ini adalah hal yang sangat mudah tetapi meninggalkan dunia adalah hal yang sangat sulit “.

Umar bin Abdul Aziz rahimahullah berkata : “ Kehidupan dunia ini bukanlah tempat tinggalmu yang abadi karena Alloh telah menjadikan dunia ini akan berakhir dan semua penghuninya harus meninggalkannya. Berapa banyak daerah yang berpenduduk akan menjadi tempat yang sunyi dan lengang. Oleh karena itu kalian harus meninggalkan dunia ini dengan cara terbaik yang kalian bisa dan dengan perbekalan terbaik yaitu taqwa “.

Seorang laki-laki bertanya kepada Fudail bin Iyadh, “ apa kabar ? “ ia menjawab : jika kamu bertanya mengenai kehidupan dunia , kehidupan dunia telah membuat kita menyimpang dari jalan yang benar dan membawa kita ke berbagai arah. Dan jika anda bertanya mengenai kehidupan akhirat, maka lihatlah, bagaimana manusia yang dosanya berlipat-lipat, yang amalan-amalannya menjadi lemah, yang masa hidupnya berlalu, mereka tidak menyiapkan perbekalan untuk akhirat dan tidak mempersiapkan dirinya untuk kematian “.

Yahya bin Muadz r.a. berkata : “ Wahai manusia, engkau mencari sesuatu dalam kehidupan ini, seolah-olah itu adalah hal yang sangat penting bagimu. Sementara engkau mencari akhiratmu seolah-olah engkau tidak membutuhkannya…”.

Seorang laki-laki bertanya kepada Hatim Al ‘Asam : “ Apa yang mendasarkan ketergantunganmu kepada Alloh ?, ia menjawab : “Pada empat hal yaitu, Aku tahu bahwa rezekiku tidak mungkin dimakan orang lain dan aku yakin akan hal itu. Aku tahu bahwa kewajibanku tidak akan dikerjakan oleh orang lain jadi aku sibuk melakukan kewajibanku. Aku tahu bahwa kematian akan datang menjemputku sehingga aku mempersiapkan diriku untuk itu dan Aku tahu bahwa aku selalu berada dalam pandangan Alloh sehingga aku selalu malu terhadap-NYA “.

Ibnu Mas’ud r.a. berkata : “ Dalam kehidupan dunia ini, setiap orang adalah tamu dan kekayaan adalah pinjaman. Tamu itu akan pergi dan pinjaman itu akan dikembalikan “.

Seorang sholih berkata : “ Wahai engkau yang telah menikmati indahnya kenikmatan dunia, dan selalu membuka matanya untuk itu, Engkau telah kehilangan masa hidupmu untuk mencari apa yang tidak akan pernah engkau dapatkan. Jadi, apa yang akan engkau katakan dihadapan Alloh ketika engkau menemui-NYA ? “.

Masriq bin Al-Ajda membawa saudaranya ke sebuah tempat pembuangan sampah, dan ia berkata kepadanya, “ inilah kehidupan dunia, orang memakan makanannya dan menghabiskannya, memakai pakaian dan memakainya sampai aus, menumpahkan darah didalamnya, menganggap pelanggaran sebagai suatu hal yang diperbolehkan dan merusak ikatan persaudaraan “.

Seorang sholih berkata : “ Wahai engkau yang mencintai kesenangan-kesenangan dunia ini, janganlah merasa bahagia untuk hal itu, karena hidup berubah dengan sangat cepat. Berapa banyak manusia yang meminum obat dan menyebabkan kematiannya dan berapa banyak orang yang menjaga dirinya dengan pedang dan akhirnya terbunuh oleh pedangnya itu sendiri “.

Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata : “ Aku terheran-heran melihat orang-orang yang telah diperintahkan untuk mempersiapkan perbekalan mereka, dan awal perjalanan mereka telah diumumkan. Tetapi mereka tetap tidak memperdulikannya dan menghabiskan waktu dalam pembicaraan yang tidak ada gunanya dan amalan yang tidak bermanfaat “.

Al-Hasan rahimahullah berkata : “ Betapa mengherankan bahwa seseorang tertawa-tawa sementara ia yakin akan neraka, dan ia bersenang-senang padahal ia yakin akan kematian “.

Seorang sholih berkata : “ Saudara-saudaraku, hidup ini sangatlah pendek dan orang yang terkaya di dunia ini adalah yang termiskin. Anda harus bangun dari tidur panjang ini dan melepaskan kecintaan akan kehidupan dunia. Suatu saat kehidupan ini akan berakhir dan kehidupan akhirat akan datang. Apa yang tadinya terlihat begitu jauh, maka akan menjadi begitu dekat. Apa yang anda lihat pada orang lain ( kematian ) maka itu akan terjadi pada diri anda. Kematian itu tiba-tiba. Berapa banyak orang yang tertawa-tawa pada hari maut akan menjemputnya, berapa banyak pengantin yang duduk dipelaminan pada saat maut datang dihari pernikahannya. Ini adalah pelajaran yang sangat berharga, tetapi kita sering lengah, acuh tak acuh dan sibuk dalam kubangan dosa “.

Muhammad bin Wasi’ rahimahullah berkata : “ Bukankah aneh jika kita melihat seseorang menangis di surga ? “ Orang-orang berkata : “ ya “. Ia menambahkan : “ lebih aneh lagi jika kita melihat seseorang tertawa dikehidupan dunia ini sementara ia tidak tahu nasibnya sendiri “.

Abu Hurairah r.a. berkata : “ Engkau tidak sungguh-sungguh dengan dirimu sendiri, karena engkau mengharapkan apa-apa yang engkau tidak berusaha mencapainya, engkau mengumpulkan kekayaan yang tidak engkau miliki dan engkau membangun rumah yang tidak akan engkau tinggali “.

Hasan Al-Bashri menulis surat kepada Umar bin Abdul Aziz rahimahullah : “ Kehidupan didunia ini adalah rumah sementara dan bukan rumah abadi. Nabi Adam dikirim ke dunia ini sebagai hukuman untuknya, jadi waspadalah. Bekal terbaik yang harus dibawa dari kehidupan ini adalah untuk melepaskannya dan yang paling baik dari kekayaannya adalah kemiskinan didalamnya. Kekayaan akan mempermalukan manusia yang membanggakannya, dan memiskinkan manusia yang mengumpulkannya. Harta bagaikan racun yang dimakan oleh orang yang mengabaikannya dan itu menyebabkan kematiannya. Waspadalah akan kehidupan yang congkak dan menipu, kehidupan dunia ini bagaikan pengantin wanita yang membuat mata semua orang tertuju kepadanya, dan semua hati mengungkapkan cinta yang mendalam, lalu pengantin itu membunuh siapapun yang menikahinya. Seseorang mungkin akan mendapatkan apa yang ia inginkan dari kehidupan ini, membuat dirinya sibuk dengan kesenangan tersebut dan melupakan akhirat sampai ia tersandung. Ia kemudian akan merasa sedih dan menyesalinya dan meninggalkannya tanpa mempersiapkan bekal apapun untuk akhiratnya”.

At-Taymi rahimahullah berkata : “ Perbedaan antara dirimu dengan orang-orang yang bertaqwa adalah ketika kesenangan hidup mendatangi mereka, mereka menjauhinya, sementara engkau mengikutinya ketika kesenangan hidup itu menjauhimu “.

Abu Darda’ r.a. berkata : “ Aku mencintai kemiskinan karena untuk tetap rendah hati dihadapan Tuhanku. Aku mencintai kematian karena aku rindu ingin bertemu dengan Tuhanku dan aku mencintai kesakitan karena untuk menghapus dosa-dosaku. Sebelum masuk islam aku adalah seorang pedagang dan setelah masuk islam aku begitu sibuk dengan perdagangan dan ibadah, tetapi begitu sulit bagiku untuk menggabungkan keduanya sehingga aku meninggalkan berdagang dan berpaling pada ibadah “.

Seorang sholih berkata : “ Kita mencari empat ujung tetapi kita mengambil cara yang salah. Kita mencari kekayaan dalam uang, sementara kekayaan ada dalam rasa syukur. Kita mencari kenyamanan dalam kemewahan, sementara kenyamanan ada pada kesederhanaan. Kita mencari harga diri dan kemuliaan pada pandangan orang, padahal harga diri berada dalam kesholihan. Kita mencari kesenangan pada makanan, minuman, pakaian dan rumah padahal kesenangan itu ada dalam Islam “.

Dzunnun Al-Misri rahimahullah berkata : “ Penyakit pada tubuh adalah penyakit fisik dan penyakit hati adalah dosa-dosa. Makanan yang lezat tidak memberi faedah ketika tubuh orang itu sakit. Demikian pula hati tidak dapat menikmati manisnya ibadah, jika hati itu penuh dengan dosa “.

Nabi Isa a.s. berkata : “ Laluilah kehidupan dunia ini dan janganlah engkau membangunnya. Apakah orang yang berakal akan membangun sebuah rumah diatas gelombang laut ? itulah hakekat kehidupan dunia ini, jangan jadikan kehidupan ini sebagai rumah tempat tinggal kita “.

Semoga bermanfaat wahai saudaraku…