Rabu, 06 Mei 2009

Dan cambuk itu adalah rasa takut kepada Alloh SWT...

Rasa takut kepada Alloh disebut dengan khouf. Rasa takut kepada Alloh SWT berbeda dengan rasa takut kepada makhluk. Seseorang yang takut kepada makhluk misalnya hewan buas, maka dia akan berusaha untuk lari menjauhinya. Tapi berbeda dengan seseorang yang takut kepada Alloh SWT, maka dia akan mendekatkan dirinya kepada Alloh ( muroqobah ilalloh ).

Abu Hafsh Rohimahulloh berkata : ` Khauf adalah cambuk Alloh untuk menggiring kembali orang-orang yang meninggalkan pintu-NYA, dia adalah pelita dalam hati, yang dengannya seseorang bisa melihat kebaikan dan keburukan `.

Ilmu dengan Takut kepada Alloh SWT.

Rasa takut ( khouf ) kepada Alloh sangat dipengaruhi oleh kadar makrifat ( pengetahuan ) seseorang terhadap Alloh SWT. Semakin tinggi makrifat seorang hamba terhadap Alloh maka semakin tinggi pula kadar rasa takut dia terhadap Alloh SWT. Yang dimaksud makrifat adalah Tauhid ( Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah dan Tauhid Asma` wa Sifat ). Semakin seseorang lurus pemahaman tauhidnya, bersih dari kesyirikan dan dia amalkan konsekwensi tauhid tersebut, maka sudah pasti akan semakin bertambah rasa takutnya kepada Alloh SWT. Semakin bertambah ilmunya tentang Tauhid, maka akan semakin bertambah pula takutnya kepada Alloh SWT. Itulah sebabnya Alloh SWT menyebutkan didalam Alqur`an bahwa orang yang paling takut diantara hamba-hamba Alloh, adalah para Ulama ( tentunya ulama yang lurus, bukan ulama su`/ buruk ).

Firman Alloh SWT :

`… Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah Ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun ( Q.S. Fathiir : 28 ).

Abdullah bin Mas`ud RA. ketika menafsirkan ayat diatas, beliau mengatakan : ` yang disebut ilmu bukanlah banyaknya perkataan, tapi yang disebut ilmu adalah banyaknya rasa takut kepada Alloh SWT.`

Rosululloh SAW. Bersabda : ` Sesungguhnya aku adalah orang yang paling bertaqwa kepada Alloh diantara kalian, dan aku adalah orang yang paling takut kepada Alloh diantara kalian. Sekiranya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis `.

Jadi semakin bertambah ilmu dan ketaqwaan seseorang, seharusnya akan bertambah pula rasa takutnya kepada Alloh. Kalau kenyataannya terbalik, maka sebenarnya orang tersebut bukanlah orang yang berilmu meskipun dia pandai berbicara dan disebut ulama oleh manusia.

Rasa takut kepada Alloh ada 2 macam :

  1. Rasa takut yang wajib dimiliki oleh seorang mukmin :

Yaitu takut kepada azab Alloh SWT. Atau takut kepada ancaman dan siksa Alloh SWT. didunia maupun diakhirat. Rasa takut ini wajib dimiliki oleh seorang mukmin sebagai konsekwensi dari imannya kepada Alloh SWT. Dengan takut kepada azab dan siksaan Alloh, akan menjadikan dia MENJAUHI DAN MENINGGALKAN larangan-larangan Alloh SWT, baik berbentuk dosa dan maksiat yang dhohir maupun yang batin. Atau akan menjadikan dia MELAKSANAKAN DAN TAAT kepada apa yang diperintahkan Alloh baik yang dhohir maupun batin.

Alloh SWT berfirman : ` Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati Karena takut akan (azab) Tuhan mereka `. ( Q.S. AlMukminun : 57 ).

Buah dari takut kepada azab Alloh adalah sikap hati-hati ( waro` ), artinya sebelum seseorang melakukan sesuatu maka dia akan berfikir berkali-kali akan akibat perbuatannya diakhirat. Seperti berhati-hatinya orang yang berjalan diatas jalan yang penuh dengan duri.

Dan terhadap dosa-dosa yang telah dia lakukan, sebagai konsekwensi rasa takutnya kepada azab Alloh, maka akan membuat seorang mukmin memohon ampunan ( bertaubat ), selalu beristighfar dan berjanji tidak akan mengulangi kembali perbuatan dosa tersebut.

Pada puncak rasa takutnya, akan menghasilkan tetesan air mata penyesalan dan permohonan ampun kepada Alloh.

  1. Rasa takut yang lebih tinggi, yang itu lebih utama untuk dimiliki seorang mukmin :

Yaitu takut kalau amal-amal kebaikannya tidak diterima oleh Alloh SWT. ini adalah tingkatan rasa takut yang lebih tinggi. Tidak diterimanya amal bisa disebabkan karena 2 sebab : karena tidak ikhlas niatnya atau karena tidak mengikuti sunnah dalam melakukan amal tersebut. Maka orang yang lebih utama adalah orang yang selalu merasa takut kalau-kalau amal-amal kebaikannya tidak diterima oleh Alloh karena tidak memenuhi syarat diatas.

Firman Alloh SWT : ` Dan orang-orang yang memberikan apa yang Telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) Sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka[1008], ` ( Q.S. AlMukminuun : 60 ).

[1008] Maksudnya: Karena tahu bahwa mereka akan kembali kepada Tuhan untuk dihisab, Maka mereka khawatir kalau-kalau pemberian-pemberian (sedekah-sedekah) yang mereka berikan, dan amal ibadah yang mereka kerjakan itu tidak diterima Tuhan.

` Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya[1009].` ( Q.S. AlMukminuun : 61 ).

[1009] Maksudnya: Itulah yang bersegera untuk mendapatkan kebaikan-kebaikan, dan kebaikan-kebaikan itu akan diberikan kepeda mereka dengan segera sejak di dunia ini.

Attirmidzi dan imam Ahmad meriwayatkan, Ketika firman Alloh tersebut diatas turun, Aisyah RA. bertanya kepada Rosululloh : ` apakah yang dimaksud oleh ayat itu adalah orang yang berdosa , berzina, minum khomr, mencuri dan mereka takut akan dosanya ?

Rosululloh SAW. menjawab : ` bukan, tapi dia adalah orang yang puasa, sholat dan mengeluarkan shodaqoh sedang dia takut kalau amal-amalnya tersebut tidak diterima oleh Alloh SWT.

Al-Hasan RA. berkata tentang ayat diatas : ` Demi Alloh, mereka itu adalah orang-orang yang melakukan berbagai macam ketaatan dan berusaha untuk itu, sedang mereka takut kalau amalnya tertolak. ` Sesungguhnya orang mukmin itu menghimpun dalam hatinya 2 perkara yaitu kebajikan dan rasa takut, sedangkan orang munafik itu menghimpun dalam hatinya 2 perkara juga yaitu kejahatan dan rasa aman`.

Maka puncaknya rasa takut akan hal ini adalah tetesan air mata juga, yaitu harapan agar amal ini diterima oleh Alloh SWT.

Alloh SWT. memberi kabar gembira kepada orang-orang yang selalu merasa takut akan azab Alloh dan takut akan amal-amalnya ini, sebagai orang yang akan MENDAPATKANKAN KEBAIKAN-KEBAIKAN DAN AKAN SEGERA MEMPEROLEHNYA ( lihat Q.S AlMukminuun : 61 ).

Coba renungkan…. Kabar gembira mana yang lebih menggembirakan dari pada kabar seperti ini. Kalau kita misalnya diberi kabar gembira akan mendapat hadiah atau uang yang banyak, itu hanyalah kegembiraan yang sesaat, karena kalau harta atau uang itu habis maka kegembiraan itu akan sirna. Tapi kalau kita mendapat kabar kalau akan mendapatkan kebaikan-kebaikan dan akan segera memperolehnya, maka ini adalah kegembiraan yang hakiki, kegembiraan yang sebenarnya. Karena dia tidak akan pernah habis, kebaikan ini akan terus mengalir baik di dunia maupun diakhirat, Apalagi yang memberi kabar adalah zat yang jiwa kita ada dalam genggamanNYA.

CONTOH TELADAN DARI PARA SALAFUSSHOLIH :

- Kisah Umar bin Abdul Aziz Rohimahulloh :

Suatu hari dalam perjalanannya Umar bin Abdul Aziz Rohimahulloh bermalam dirumah sahabatnya. Pada waktu itu, beliau disuruh menempati ruang loteng dibagian atas sedang sahabatnya menempati ruangan dibawahnya. Ketika tengah malam, sahabatnya terbangun karena dikejutkan oleh tetesan air yang menetes dari langit-langit kamarnya. Maka dia kemudian menelusuri dari mana air ini berasal, padahal waktu itu tidak ada hujan. Ternyata tetesan air tersebut berasal dari kamar yang dihuni Umar bin Abdul Aziz RA. Sahabatnya kemudian melihatnya, ternyata Umar bin Abdul Aziz sedang sujud dalam keadaan menangis…

- Kisah Abdulloh bin Mubarok Rahimahulloh :

Pada suatu hari, dalam perjalanan jauh menyusuri padang pasir yang luas terlihat serombongan kafilah yang sedang mengarunginya. Dalam rombongan tersebut terdapat Abdulloh bin Mubarok didalamnya. Beliau seorang Tabiin yang sholih. Ketika malam telah tiba, maka rombongan tersebutpun bermalam dengan membuat tenda sederhana dan menyalakan lampu atau api. Tiba-tiba datang angin padang pasir yang bertiup kencang disertai badai pasir. Sehingga seketika lampu atau api unggun itu menjadi padam. Maka orang-orang dalam rombongan itu pada ramai bersegera untuk menyalakan kembali api atau lampu. Setelah lampu kembali menyala, terlihat muka dan jenggot Abdullah bin Mubarok basah oleh air mata, maka akhirnya beliau ditanya oleh sahabatnya yang lain, kenapa engkau menangis wahai Abdulloh? Maka Abdulloh menjawab : ` ketika lampu mati dan gelap, aku teringat akan kegelapan neraka…

- Rata-rata hampir semua sahabat Rosululloh, wajah mereka seperti ada bekas garis menghitam yang disebabkan karena banyaknya mereka menangisi dosa-dosanya.

Wahai Saudaraku, jadilah engkau orang yang PENAKUT… tapi bukan penakut kepada makhluk melainkan penakut kepada Alloh SWT. Orang yang selalu takut kepada Alloh, justru tidak akan takut kepada manusia. Rosululloh dan para sohabat adalah profil orang-orang yang takut kepada Alloh tapi tidak takut kepada musuh. Mereka digambarkan kalau siang hari bagaikan singa, tapi kalau dimalam hari bagaikan rahib-rahib ( banyak beribadah dan banyak menangisi dosa ).

Firman Alloh SWT : ` Karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaku, jika kamu benar-benar orang yang beriman.` ( Q.S. Ali Imron : 175 ).

Sesungguhnya wahai Saudaraku… rasa takut kepada Alloh itu akan menghidupkan hati dan melembutkannya. Ia adalah pelita, yang dengannya engkau akan melihat kebaikan dan keburukan dengan jelas …

Demikianlah … semoga membawa manfaat.